Rabu, 16 Mei 2012

Cinta Bertepuk Sebelah Tangan


“Dimana sih Apin?” kata seorang perempuan yang bernama Shilla yang sedang mencari kelincinya di pinggir jalan.
Tiba-tiba ada seorang cowok yang mengendarai mobilnya hampir menabrak Shilla.
“Heh, bego banget sih lo! Nggak liat apa, ada orang disini?” Kata Shilla kesal.
“Sorry.” Jawab seorang cowok yang bernama Alvin dengan singkat dan langsung pergi tak menghiraukan Shilla.
“Sombong banget sih lo jadi manusia.” Gumam Shilla yang masih kesal.

Keesokkan harinya disekolah.

“Shill, lo kenapa sih dari tadi muka lo ditekuk mulu.” Kata Cakka, sahabat Shilla.
“Gue lagi kesel Cak.”
“Yaelah udah gue bilang berkali-kali jangan panggil gue Cak, kesannya lo manggil gue cicak!”
Shilla hanya tertawa.
“Nah gitu dong, ketawa.”
“Emangnya kenapa lo kesel? Cerita sama gue.”
“Kelinci gue ilang. Terus kemaren pas gue lagi nyari dijalanan, gue hampir ketabrak mobil.”
“Trus gimana lo nya? Ada yang luka?” tanya Cakka panik.
“Nggak ada kok. Cuma gue sebel aja sama yang nabrak gue, songong banget orangnya.”
“Haha udahlah, yang penting lo nggak kenapa-kenapa kan?”
“Iya.”
“Trus kelinci lo Apin udah ketemu?”
“Belom.” Jawab Shilla sedih.
“Yaudah, ntar pulang sekolah gue bantu cariin deh.”
“Oke. Makasih ya, lo emang sahabat terbaik gue.” Kata Shilla sambil mencubit pipi Cakka.

Beberapa menit kemudian, Bu Via selaku wali kelas mereka datang membawa seorang laki-laki yang tak asing menurut Shilla.
“Anak-anak, Ibu membawa teman baru buat kalian. Alvin silakan perkenalkan dirimu.” Suruh bu Via.
“Hai.. gue Alvin Jonathan, gue pindahan dari sekolah swasta di Bandung. Mohon bantuannya.” Kata Alvin ramah.
“Cak, itu orang yang nabrak gue kemaren.” Bisik Shilla kepada Cakka.
“Hah? Ramah gitu kok orangnya.”
“Tapi waktu itu songong banget dia sama gue.”
“Perasaan lo aja kali Shill.”
“Ah, bodok amat deh.”
“Alvin, kamu duduk disamping Cakka ya.” Suruh bu Via sambil menunjuk kearah tempat duduk yang berada disamping Cakka.
Alvin langsung menuju ke tempat duduknya.
“Gue Cakka.” Kata Cakka memperkenalkan dirinya kepada Alvin.
“Gue Alvin.” Balas Alvin sambil tersenyum.

Setelah 4 jam pelajaran selesai, bunyi bel istirahat berdering.

”Kayaknya gue pernah ketemu lo deh. Tapi dimana ya?” kata Alvin kepada Shilla.
“Gue cewek yang hampir ditabrak lo kemaren.” Kata Shilla jutek.
“Oh, Sorry ya, kemaren nggak sengaja.”
“Lo punya kepribadian ganda ya?”
“Hah? Maksudnya?”
“Kemaren lo itu songong banget, udah hampir nabrak gue, maen pergi aja lo.”
“Eh, sorry ya. Kemaren gue lagi emosi. Sorry.”
“Iyadeh.”
“Mmm.. ke kantin aja yuk.” Ajak Cakka kepada mereka.

Dikantin.

“Kalian sahabatan ya?” tanya Alvin.
“Iyadong.” Jawab Cakka.
“Sahabat selamanya.” Tambah Shilla.
“Udah berapa lama sahabatan?”
“Dari kelas 2 SD sampe sekarang, 10 SMA.” Kata cakka.
“Udah lama banget ya.”
“Iyalah.”
“Kalian nanti pulang sekolah bisa anterin gue jalan-jalan nggak?” tanya Alvin.
“Sorry ya Vin, gue udah janji sama Shilla mau nyari sesuatu.”
“Oh yaudah, kapan-kapan aja deh.”

Setelah cukup lama Alvin sekolah di SMA Pembangunan ia sangat dekat dengan Cakka dan Shilla.

“Guys, gue ke toilet dulu ya.” Pamit Shilla.
“Cak, lo suka ya sama Shilla?” tanya Alvin.
“Iya, kok lo tau?”
“Gue serius Cak.”
“Gue lebih serius.”
Alvin terdiam lemas.
“Haha lo kenapa Vin?”
Alvin hanya diam.
“Gue becanda Vin, gue nggak suka kok sama Shilla.”
Alvin tersenyum lega.
“Bantuin gue dong Cak, gue suka banget sama dia.”
“Bantuin nggak ya?” goda Cakka.
"Tolong dong.” Pinta Alvin dengan tampang memohon.
“Oke.”

Sepulang sekolah Cakka mengantar Shilla pulang.

“Mau mampir dulu nggak?” tanya Shilla.
“Boleh deh.”
“Shill, lo suka sama Alvin ya?”
Tiba-tiba wajah Shilla memerah.
“Kenapa muka lo merah?”
“Lo kok tau Cak?”
“Gue sahabat lo dari kecil Shil, masa gue nggak peka sama perasaan lo ke Alvin.”
Shilla hanya tertawa kecil.
“Udah ah, gue pulang ya.”
“Oke, hati-hati ya Cicak!”
“Cakka!” protes Cakka.

Cakka segera menuju rumah Alvin untuk memberitahu Alvin kalau perasaan Shilla dan Alvin sama.

“Lo serius Cak?” kata Alvin tak percaya.
“Kali ini gue serius Vin.”
“Besok gue tembak dia ah.”

Keesokkan harinya disekolah Alvin memanggil Shilla.

“Ada apa Vin?” tanya Shilla
“Gue sayang banget sama lo Shill, lo mau jadi pacar gue nggak AShilla Zahrantiara?”
Shilla sangat kaget dan wajahnya sangat merah.
“Iya Vin gue juga sayang sama lo. Gue mau jadi pacar lo.”
“Wah, ada yang jadian nih. Asik dah diajak makan gratis nih.” Kata Cakka yang baru saja datang.
“Makan mulu yang lo pikirin.” Canda Shilla.
“Eh Shill, nanti ikut gue ya.” Ajak Alvin.
“Kemana?”
“Ikut aja deh.”

Sepulang sekolah Shilla diajak Alvin kerumahnya.

“Shill, ini kelinci yang selama ini kamu cari-cari kan?” kata Alvin sambil memegang seekor kelinci.
“Apin?” kata Shilla tak percaya.
“Iya, ini Apin. Dulu aku yang nemuin ini, aku pelihara dia. Sekarang dia udah punya pasangan, namanya Cilla.” Kata Alvin sambil menunjuk seekor kelinci yang lain.
“Alvin! Makasih banget ya.”
“Iya. Sekarang kamu boleh ambil dua-duanya.”
“Makasih Alvin. Kamu udah buat aku seneng hari ini.”
“Aku bakal buat kamu seneng setiap hari kok.”

Seminggu kemudian.

“Kalian tambah serasi aja ya.” Kata Cakka.
“Iya dong.” Kata Shilla.
“Makasih ya Cak, kalo lo nggak bantuin gue, gue nggak tau lagi harus minta bantuan siapa lagi.”
“Tenang aja bro.”

Cakka pergi meninggalkan mereka berdua.

“Kenapa hati gue sakit ngeliat Shilla sama Alvin? Nggak mungkin gue suka sama Shilla! Rasa sayang gue sama Shilla udah lama ilang! Jadi nggak mungkin.” Gumam Cakka.
“Heh, lo kenapa ngelamun?” kata Shilla mengagetkan Cakka.
“Eh, gapapa kok.”
“Akhir-akhir ini kayaknya lo ngejauh dari gue.”
“Lo kan sekarang udah punya Alvin, ntar kalo gue terlalu deket sama lo, dianya cemburu.”
“Ya nggaklah, lo kan sahabat gue.”
“Lo nggak tau perasaan cowok, Shilla.”
“Mmm.. yaudah deh. Eh, Apin udah ketemu loh.”
“Dimana?”
“Ternyata Apin ditemuin Alvin. Dan selama ini Alvin ngerawatnya. Trus, gue dibeliin kelinci lagi, namanya Cilla. Sumpah deh, Alvin itu baik banget.”
“Gue ikut seneng deh.”
“Shilla! Ke kantin yuk.” Ajak Alvin dari kejauhan.
“Cak, gue kekantin dulu ya.”
“Iya.”
“Sakit Shill, sakit hati gue. Ternyata lo bener-bener nggak peka sama perasaan gue. Mungkin gue harus belajar ngerelain orang yang gue suka demi orang yang bisa ngebahagiain dia.” Gumam Cakka sedih.



END!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar